- 28 Juni 2010
"Efeknya bikin badan menjadi segar kembali," ujarnya tanpa bermaksud promosi. Tapi Udin, 35 tahun, yang biasa minum penyegar sehari dua kaleng, memang mengaku terpengaruh iklan. "Panas dalam hilang, enggak perlu ke dokter lagi," dia menambahkan.
Bagi ayah dua anak ini, selain menyegarkan dan menyembuhkan panas dalam, minuman penyegar andal mengatasi sariawan, rasa tak enak di tenggorokan, dan sembelit. Namun tahukah Anda bahwa panas dalam itu istilah yang kacau-balau? "Pengobatannya pun keliru," ujar dokter ahli jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Achmad Fauzi Yahya.
Panas dalam tak ada dalam kamus medis. Seorang dokter ahli penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, tak mau berkomentar dimintai pendapatnya soal penyakit itu. "Saya tak setuju dengan istilah itu, minta saja pendapat dokter lain," katanya.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, Banten, Benyamin Lukito, yang dimaksud panas dalam oleh awam sebenarnya perasaan sensasi rasa panas. "Perasaan itu bersifat subyektif, setiap orang berbeda-beda penyebabnya. Karena itu, pengobatannya pun tak bisa sama," ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, itu.
Pertama, yang diperiksa adalah suhu tubuh, ada demam atau hanya perasaan demam. Jika dari pemeriksaan sederhana dengan termometer, suhu tubuh lebih dari 37,2 derajat Celsius, bisa dikatakan kondisi obyektifnya demam. "Nah, yang kita cari apakah penyebab demam itu," kata dokter Benyamin. Demam bisa terjadi karena infeksi, virus, bakteri, dan parasit. "Jika sudah diketahui, baru bisa diambil tindakan sesuai dengan penyebabnya."
Demam pun, menurut dokter yang mengambil spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, itu, perlu diamati tipenya. Mulai yang terus-menerus suhu badannya tinggi, siklusnya naik-turun, hingga yang tiba-tiba mendadak panas tinggi. Jika penyebab demam itu virus, cukup diberi minum air putih sebanyak-banyaknya. "Kalau karena bakteri, diberi obat antibakteri; jika karena parasit seperti tuberkulosis, diberi obat anti-TBC," ujarnya.
Selain itu, panas dalam bisa diidentifikasi melalui sensasi seperti terbakar di dalam dada, sering disebut heartburn. Rasa panas di daerah dada ini sering dialami banyak orang. Setidaknya, menurut sebuah penelitian, 60 juta orang di seluruh dunia mengalami hal tersebut setiap bulan.
Bagi orang yang menderita gastroesophageal reflux disease-istilah lain untuk heartburn-rasa panas itu menyerang esofagus bagian bawah. Esofagus, bagian tubuh yang terletak antara tenggorokan dan lambung, diserang dan mengakibatkan rasa panas karena asam disgestif saat menyerang lambung terpental oleh membran yang melindungi organ pencernaan itu. Nah, esofagus terpapar asam disgestif karena tidak memiliki membran semacam ini.
Pemicu gejala tak enak tersebut umumnya karena mengkonsumsi daging terlalu banyak, makanan pedas, makan terlalu cepat, cokelat, bawang merah, bawang putih, pepermin, merokok setelah makan, kopi, dan minuman beralkohol. Bagi orang yang berusia di atas 60 tahun, gangguan itu bisa terjadi karena asam dari perut menyembur kembali masuk ke dalam esofagus. Menurut dokter Benyamin, gangguan akibat asam itu bisa diatasi dengan pemberian antasid, yang sering disebut obat mag.
Untuk menghindari penyakit panas dalam, dokter yang pekan ini mengikuti pertemuan ahli penyakit dalam di Kroasia itu menyarankan seseorang banyak minum air putih. "Termasuk air dalam buah-buahan dan sayuran," ujarnya. Tak perlu seperti Udin, yang menyimpan berkaleng-kaleng minuman penyegar yang manfaatnya sama dengan minum air putih, minimal dua liter sehari.
Ahmad Taufik
Kompas.com - Orang-orang yang punya kecenderungan untuk mudah gelisah, disarankan untuk melakukan terapi pijat secara rutin. Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Depression And Anxiety menyebutkan, tindakan ini mampu meredam gejala kegelisahan hingga setengahnya.
Studi itu dilakukan oleh para peneliti dari Group Health Research Institute. Mereka mengamati 68 pasien gangguan kecemasan umum (Generelized Anxiety Dissorder) yang menjalani pijat sebanyak 10 kali, selama tiga bulan.
Setiap sesi berlangsung selama 1 jam, di ruangan yang nyaman dan menenangkan. Para pasien dipijat oleh terapis bersertifikat. Menurut Karena J.Sherman PhD, salah seorang peneliti senior, terapi pijat memang telah lama dikenal sebagai metode penyembuhan alternatif komplementer yang cukup populer dan efektif.